Sebanyak 31 item atau buku ditemukan

AKTIVITAS ANTI JAMUR SEDIAAN LOTION KOMBINASI MINYAK NILAM (Pogostemon cablin) DAN MINYAK PALA (Myristica fragrans) TERHADAP JAMUR Trichophyton mentagrophytes

No.184 Trichophyton mentagrophytes merupakan jamur yang dapat menyebabkan peradangan. Salah satu tipe peradangan pada kulit yang disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes ialah tinea pedis yang biasa menimpa sela jari serta telapak kaki. Minyak nilam dan minyak pala sudah banyak digunakan sebagai antijamur dan antimikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelompok senyawa fitokimia yang terkandung dalam minyak nilam dan minyak pala. Memperoleh sediaan lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dengan stabilitas mutu fisik yang baik dan memiliki aktivitas antijamur terhadap Trichophyton mentagrophytes. Formulasi lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dibuat perbandingan 1:1 dengan konsentrasi 15% (F1), 25% (F2), dan 35% (F3). Uji Stabilitas mutu fisik lotion dilakukan secara cycling test dan uji aktiivitas antijamur menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji fitokimia menunjukkan minyak nilam mengandung flavonoid, steroid, dan terpenoid. Minyak pala mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan terpenoid. Stabilitas lotion semua formula menunjukkan mutu fisik sesuai persyaratan untuk parameter organoleptis, homogenitas, pH, dan daya sebar dan viskositas. Zona hambat F1, F2, dan F3 berturut-turut sebesar 23,6 mm; 28,3 mm, dan 35,9 mm, semuanya termasuk kategori sangat kuat. Zona hambat terbesar terdapat pada F3. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin besar zona hambat yang dihasilkan.

EVALUASI MUTU FISIK DAN STABILITAS SEDIAAN HAND SANITIZER CAIR EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum (Burm.F) Alston)

No.169 Hand sanitizer cair adalah sediaan dengan berbagai kandungan yang cepat membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. Ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f) Alston) sudah diketahui berpotensi besar sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula sediaan hand sanitizer ekstrak daun jambu air yang menghasilkan mutu fisik dan stabilitas terbaik dari variasi konsentrasi ekstrak. Metode penelitian ini adalah pengujian fitokimia daun jambu air dan formulasi hand sanitizer cair ekstrak etanol 96% daun jambu air Syzygium aquem (Brum.f) Alston) dengan lima formulasi sediaan hand sanitizer yaitu F1 (kontrol negatif), F2 (5%), F3 (10%), F4 (15%), dan F5 (kontrol positif). Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sediaan hand sanitizer cair meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, cycling test, dan stabilitas pada suhu penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak daun jambu air mengandung senyawa flavonoid, saponin, fenol, dan tannin. Pada F2 dengan konsentrasi 5% menghasilkan pH yaitu sebesar 4,5 memenuhi syarat standar pH kulit, sedangkan pada pengujian homogenitas tidak ada yang memenuhi persyataran homogenitas. Pada uji stabilitas dengan metode cycling test dan stabilitas suhu penyimpanan semua parameter pengujian mutu fisik menghasilkan tidak ada perubahan secara signifikan.

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN KERTAS MENGANDUNG MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin Benth) DAN MINYAK ATSIRI SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

No.143 Sabun kertas adalah salah satu jenis sabun padat yang umumnya digunakan sebagai sabun cuci tangan sekali pakai. Penambahan zat aktif pada sabun kertas yaitu Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon cablin Benth) dan Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus) yang mampu menghambat aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mutu fisik sabun kertas berdasarkan SNI 3532:2016, serta daya hambat terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram dan menggunakan dettol cair (chloroxylenol 4,8% w/v) sebagai kontrol positif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium yang dikaji secara kuantitatif. Perbandingan konsentrasi minyak atsiri nilam dan serai wangi pada formulasi sabun kertas adalah F1= basis, F2= 2:1, F3= 1:1, F4= 1:2. Parameter yang diuji meliputi organoleptik, susut pengeringan, pH, asam lemak bebas/alkali bebas, bahan tak larut dalam etanol, lemak tak tersabunkan, stabilitas busa, hedonik, dan aktivitas antibakteri. Hasil mutu fisik berdasarkan SNI 3532:2016 yang terbaik adalah sediaan F4= (n:sw 1:2), kecuali pada kadar lemak tak tersabunkan. Sedangkan hasil nilai hedonik secara umum perlakuan F4 dengan nilai skor sebesar 3,30. Hasil uji aktivitas antibakteri perlakuan F2= (n:sw 2:1) mempunyai daya hambat terhadap s.aureus tertinggi sebesar 15,87 mm sedangkan daya hambat terhadap e.coli tertinggi terdapat pada F4= (n:sw 1:2) sebesar 15,33 mm. Dari hasil analisis statistik bahwa sediaan sabun kertas minyak atsiri nilam dan serai wangi mempunyai pengaruh terhadap aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dan E.coli