Sebanyak 24 item atau buku ditemukan

FORMULASI SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) TERHADAP LUKA BAKAR MENCIT (Mus musculus)

No.165 Daun gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif flavonoid, tanin dan fenol. Formulasi sediaan gel diketahui paling efektif dan efisien obat untuk luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan gel ekstrak etanol 96% daun gaharu yang memiliki efektivitas terhadap luka bakar mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan memformulasikan sediaan gel ekstrak daun gaharu pada konsentrasi 2% (Kelompok I), 4% (Kelompok II), 8% (Kelompok III), kontrol positif (Kelompok IV) dan kontrol negatif (Kelompok V). Uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu dalam proses penyembuhan luka bakar dilakukan selama 14 hari pengamatan. Hasil uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu hingga hari ke-14 adalah Kelompok I (58.66%), Kelompok II (50.00%), Kelompok III (65.33%), Kelompok IV (57.33%), dan Kelompok V (50.66%). Kesimpulan yang didapatkan yaitu hasil perbandingan terbaik ditunjukkan pada kelompok III konsentrasi 8% dengan persentase penyembuhan sebesar 65.33%, sedangkan kelompok perlakuan yang menggunakan Bioplacenton Gel® memperoleh persentase penyembuhan sebesar 57.33% yang artinya formula dengan konsentrasi 8% lebih efektif dalam proses penyembuhan luka bakar dibandingkan dengan Bioplacenton Gel®.

UJI INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE SECARA IN VITRO EKSTRAK ETANOL 70% KENTOS KELAPA (Cocos nucifera L.)

No.783 Diabetes Melitus (DM) ialah penyakit gangguan metabolik dikarenakan insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak cukup atau tubuh kurang berdaya mengaplikasikan insulin yang dihasilkan secara efektif. Pengobatan DM bisa dilakukan dengan terapi insulin atau oleh antidiabetik oral seperti penghambat α- glukosidase. Obat penghambatan enzim α-glukosidase digunakan untuk DM tipe 2. Banyak tumbuh-tumbuhan yang memiliki aktivitas menghambat enzim α- glukosidase, diantaranya tumbuhan yang mengadung flavonoid. Tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari ekstrak etanol 70% kentos kelapa menggunakan metode maserasi. Pengujian hambatan enzim α-glukosidase dilakukan secara in vitro dengan menggunakan ELISA Reader (Bioteck). Kandungan fitokimia ekstrak etanol 70% kentos kelapa menunjukan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan terpenoid. Hasil pengujian aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menunjukan rata-rata pada tiap ulangan persen inhibisi berturut-turut pada ekstrak adalah 2,144%, 1,942%, 2,063%, 2,589%, dan 3,762%, dan pada akarbosa berturut-turut adalah 30,284%, 70,478%, 81,913%, 93,832% dan 97,99%

AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI n-HEKSAN, ETIL ASETAT, DAN AIR EKSTRAK ETANOL 70% DAUN PETAI (Parkia Speciosa Hassk) TERHADAP ENZIM α-GLUKOSIDASE

No.765 Enzim α-glukosidase merupakan enzim yang berperan dalam mengkonversi karbohidrat menjadi glukosa di dalam pencernaan. Inhibisi terhadap aktivitas enzim ini dapat menyebabkan penghambatan absopsi glukosa yang bermanfaat bagi penderita diabetes. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya inhibisi Estrak Etanol 70% daun petai Fraksi n-Heksan, Etil Asetat dan air terhadap Enzim α-glukosidase. Ekstak kental Daun petai dengan pelarut etanol 70% diperoleh dengan metode remaserasi serbuk simplisia daun peati yang di keringkan dengan rotary evapolator dan di fraksinasi menggunakan pelarut n- Heksan, Etil Asetat dan air. Uji inhibisi fraksi ekstrak etanol 70% daun petai terhadap enzim α-glukosidase dilakukan secara in vitro pada masing masing ekstrak Fraksi dengann konsentrasi 1%, 1,5% dan 2%. Hasil dari uji fitokimia pada ketiga fraksi ektrak menunjukan positif mengandung senyawa flavonoid, tanin dan hanya fraksi ekstrak air yang mengandung senyawa saponin. Fraksi ekstrak n-heksan pada konsentrasi 1%, 1,5%, dan 2% memunyai daya inhibisi 99,89%, 99,15%, 98,24%. Lebih tinggi dari pada daya inhibisi fraksi ekstrak etil asetat 96,84%, 95,97%, 94,89% dan fraksi ekstrak air dengan daya inhibisi paling rendah 91,25% 92,89%, 92,91%. Hasil uji two way ANOVA menunjukan adanya perbedaan pengaruh konsentrasi masing-masing fraksi ekstrak terhadap daya inhibisi enzim α-glukosidase.