Sebanyak 58 item atau buku ditemukan

ANALISIS SPF BODY LOTION EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)

No.177 Paparan sinar matahari yang berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan eritema, kulit terbakar, penuaan dini dan kanker kulit. Daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) banyak mengandung saponin, flavonoid, polifenol, tanin dan antioksidan. Oleh karena itu dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan body lotion. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai SPF ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) secara spektrofotometri ultraviolet-tampak. Ukur absorbansi di bawah sinar UV-B dengan panjang gelombang 290-320 nm pada interval 5 nm. Nilai SPF ditentukan berdasarkan persamaan Mansur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai SPF body lotion ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu adalah 0,34%, 0,37% dan 0,40% yaitu 5,39 (perlindungan sedang); 6,43 (perlindungan sedang); uji SPSS 6,76 (perlindungan sedang); perlindungan), mengandung tiga formula body lotion ekstrak etanol 70% daun ubi ungu semuanya memiliki tingkat perlindungan aktivitas tabir surya sedang.

FORMULASI PEELING KRIM WAJAH EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM STEARAT

No.173 Daun..Ubi..Jalar Ungu”(Ipomoea..batatas..L.)..mengandung”senyawa saponin, flavonoid, polifenol,”tanin,..dan”antioksidan yang tinggi. Salah satu pemanfaatan daun ubi jalar ungu secara topikal sebagai antioksidan adalah diformulasikan ke dalam bentuk sediaan farmasi.”Penelitian..ini..bertujuan..untuk”menghasilkan sediaan peeling krim wajah ekstrak..etanol 70% daun ubi jalar ungu dan memperoleh informasi mengenai karakteristik kualitas fisik sediaan peeling krim wajah ekstrak..etanol 70% daun..ubi..jalar..ungu meliputi organoleptik, homogenitas, daya sebar, viskositas dan pH yang sesuai standar mutu sediaan farmasi. Sediaan peeling krim wajah ekstrak..etanol 70% daun ubi jalar ungu dibuat dalam 2 formulasi dengan konsentrasi asam stearat F1 6% dan F2 8%. Evaluasi sediaan meliputi pengamatan organoleptik,”uji..homogenitas,..uji..daya sebar,..uji..viskositas,..dan..uji..pH.”Kedua”formulasi”memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan peeling krim wajah. Namun, uji daya sebar tidak memenuhi kriteria. F1 memberikan hasil yang lebih baik dari F2 dengan hasil uji daya sebar mencapai 4,48 cm, uji viskositas sebesar 28.500 Cps, dan uji pH sebesar 6,4.

FORMULASI MASKER PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI PVA DAN HPMC

No. 168 Daun ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan, senyawa ini diperlukan oleh kulit untuk mencegah dan mengurangi efek radikal bebas pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi basis PVA dan HPMC terhadap karakteristik fisik sediaan masker peel-off. Metode penelitian ini adalah formulasi masker peel-off ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) dengan menggunakan kombinasi basis PVA dan HPMC. Tiga formula sediaan masker peel-off yaitu F1 (10%:2%), F2 (9%:3%) dan F3 (8%:4%). Formulasi yang didapat diuji karakteristik masker peel-off meliputi uji organoleptis, viskositas, homogenitas, pH, daya sebar serta waktu mengering. Berdasarkan hasil penelitian F3 menghasilkan karakteristik masker peel-off dengan viskositas yang sesuai syarat yaitu 2700 cps, pH 6, daya sebar 5,77 cm dan waktu mengering 20'19". Berdasarkan hasil evaluasi fisik semua formula dapat diformulasikan menjadi sediaan masker peel-off tetapi pada F1 dan F2 daya sebarnya tidak memenuhi persyaratan.

FORMULASI BODY GEL EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)

No.160 Daun ubi jalar ungu diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dan tanin yang mempunyai efektivitas antioksidan yang besar. Oleh karena itu ekstrak daun ubi jalar ungu dapat dibuat menjadi sediaan topikal yang dapat melindungi kulit. Formulasi body gel ekstrak etanol daun ubi jalar ungu sampai saat ini belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formula body gel tabir surya dari ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dan mengevaluasi karakteristik fisiknya. Ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70% dan dievaporasi dengan rotary evaporator suhu 50oC hingga didapatkan ekstrak dan ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan waterbath suhu 40oC sehingga diperoleh ekstrak kental. Sediaan body gel tabir surya dibuat dalam tiga formula (F1, F2, F3) yang mengandung 1%, 2%, dan 3% ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu, dan juga formula kontrol tanpa ekstrak (K(-)). Karakteristik fisik sediaan body gel tabir surya yang diperoleh dievaluasi melalui uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar serta daya lekat. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai body gel dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan semua formula yang didapatkan memiliki karakteristik fisik yang memenuhi syarat body gel yang baik, kecuali pada daya sebar. Dari ketiga formula, F3 dengan konsentrasi 3% termasuk formula gel yang baik dengan nilai viskositas 3.900, pH 6,3, daya lekat 03,56 detik.

FORMULASI DAN EVALUASI GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera L.)

No.148 Buah Kurma satu diantara tanaman yang banyak mengandung nutrisi, seperti mineral, vitamin, serat, karbohidrat, protein, asam lemak, dan asam amino serta mempunyai senyawa antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas. Untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mengonsumsi kurma maka diformulasikan dalam bentuk granul effervescent. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan sediaan granul effervescent sari buah kurma dengan mutu sediaan fisik yang baik. Effervescent ialah campuran antara senyawa asam dan basa, yang akan bereaksi ketika ditambahkan ke dalam air dan menutupi rasa yang tidak diinginkan. Granul effervescent dibuat menjadi 3 formulasi dengan perbandingan variasi antara asam sitrat : asam tartarat : natrium bikarbonat, yaitu FI (1:2:3), FII (2:1:3) dan FIII (2:2:3). Pembuatan effervescent menggunakan metode granulasi basah. Evaluasi karakteristik fisik yang diamati mencakup organoleptik, kadar air, kecepatan alir, sudut istirahat, pH granul dan waktu larut. Berdasarkan dari hasil evaluasi karakteristik mutu fisik yang didapat, formulasi granul effervescent sari buah kurma FII merupakan formulasi yang menghasilkan karakteristik mutu fisik yang baik menurut persyaratan granul effervescent, dengan kadar air 0,668%, kecepatan alir 10,27 g/detik, sudut istirahat 33,43, waktu larut 0,42 menit dan pH 6,1. Berdasarkan hasil analisis Anova, kecuali untuk waktu larut granul, perbandingan perbedaan asam sitrat dan asam tartarat menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam sifat fisik granul effervescent

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN CAIR EKSTRAK ETANOL 96% BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) (Merr) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

No.795 Bonggol nanas merupakan jenis limbah nanas yang jarang dikonsumsi oleh masyarakat umum. Flavonoid, saponin, dan tanin merupakan zat antibakteri yang terdapat pada bonggol nanas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sabun cair ekstrak bonggol nanas dan menguji sifat antibakterinya. Ekstrak bonggol nanas dibuat melalui proses maserasi dengan pelarut etanol 96% Uji aktivitas antibakteri meliputi tiga kelompok perlakuan dengan konsentrasi 60%, 70%, dan 80%, serta dua kelompok kontrol dengan kontrol positif (Dettol) dan kontrol negatif (akuades steril). Aktivitas antibakteri diuji menggunakan metode difusi cakram. Aktivitas antibakteri ekstrak bonggol nanas dan formulasi sabun cair terhadap Staphylococ- cus aureus ditunjukkan pada semua konsentrasi. Aktivitas antibakteri terkuat ter- dapat pada ekstrak bonggol nanas pada konsentrasi 80% dengan diameter rata-rata 11,70 mm pada ekstrak dan 10,51 mm pada sediaan sabun cair sehingga termasuk dalam kategori kuat. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji Duncan menun- jukkan perbedaan yang signifikan antara formulasi sabun cair ekstrak bonggol nanas dan ekstrak bonggol nanas terhadap Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil zona bening dapat disimpulkan bahwa setelah pembuatan sabun cair aktivitas antibakteri ekstrak bonggol nanas menurun

AKTIVITAS PENUMBUH RAMBUT TIKUS JANTAN DARI SEDIAAN HAIR TONIC KOMBINASI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg) DAN DAUN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata subsp. Sesquipedalis (L.) Verdc.)

No.769 Permasalahan rambut yang sering timbul yakni kerontokan akut ataupenipisan rambut sehingga menimbulkan kebotakan yang disebabkan oleh aktivitas diluar ruangan yang berlebihan atau abnormalitas bawaan. Ekstrak daun kacang panjang dan daun mangkokan perbandingan 1 : 1 telah dilakukan penelitian sebelumnya memiliki aktivitas sebagai penumbuh rambut yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif minoksidil. Tujuan penelitian ini untuk membuat sediaan hair tonic kombinasi ekstrak daun mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg) dan daun kacang panjang (Vigna unguiculata subsp. Sesquipedalis (L.) Verdc.) perbandingan 1 : 1 konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%, kombinasi ekstrak daun mangkokan dan kacang panjang selanjutnya dibuat sediaan hair tonic dan dilakukan uji aktivitas sebagai penumbuh rambut. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan hair tonic pada punggung tikus lalu diamati panjang rambut pada minggu ke1, 2, 3 dan bobot rambut pada minggu ke 3. Hasil menunjukan sediaaan kombinasi hair tonic ekstrak daun mangkokan dan daun kacang panjang konsentrasi 7,5% memiliki aktivitas penumbuh rambut yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif minoksidil.

STABILITAS DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN PASTA GIGI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL 96% BONGGOL DAN KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr.)

No.768 Sediaan pasta gigi dari kombinasi ekstrak etanol 96% bonggol dan kulit buah nanas (Ananas comusus (L.) Merr.) diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans (Nasrudin, 2019). Namun stabilitas sediaannya dalam penyimpanan belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dan stabilitas fisik sediaan pasta gigi dari kombinasi ekstrak etanol 96% bonggol dan kulit buah nanas (2:1). Ekstrak etanol 96% bonggol dan kulit buah nanas diperoleh melalui metode maserasi dan pemekatan dengan rotary evaporator pada suhu 45oC. Ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan kedalam sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 40% kombinasi ekstrak bonggol dan kulit nanas (2:1). Uji stabilitas mutu fisik sediaan pasta gigi dilakukan melalui evaluasi sifat-sifat organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, pembentukan tinggi busa, dan aktivitas antibakteri yang terjadi selama penyimpanan pada suhu 40°C, 25°C, dan 4°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan termasuk kedalam kategori kuat selama 5 minggu penyimpanan, dari uji stabilitas antibakteri terjadi penurunan zona hambat pada perlakuan suhu 4°C sebesar 10,41%, pada suhu 25°C sebesar 13,2% ,dan pada suhu 40°C sebesar 17%. Dari uji stabilitas sediaan pasta gigi menunjukkan sifat- sifat organoleptik, homogenitas, dan pH yang stabil pada ketiga suhu penyimpanan, Sedang viskositas tidak stabil karena terjadi peningkatan viskositas pada perlakuan suhu 4°C dan pembentukkan busa pada sediaan pasta gigi tidak stabil karena terjadi penurunan pada semua suhu penyimpanan.