Sebanyak 355 item atau buku ditemukan

STABILITAS DAN KADAR TOTAL FENOL SEDIAAN SIRUP TEMU MANGGA (Curcuma mangga Valeton & Zijp)

No. 873 Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid. Temu mangga (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu rimpang yang memiliki potensi besar sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan temu mangga menjadi sediaan sirup dan menentukan stabilitas serta kadar total fenol siruptemumangga.Pembuatanekstrakairtemumanggadilakukandenganmetode dekok menggunakan pelarut air. Stabilitas sediaan sirup yang diuji mengandung ekstrak air temu mangga 10% (F2) dan 20% (F3). Penetapan kadar total fenol dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan reagen Folin-Ciocalteau dengan nilai massa ekivalen asam galat per g ekstrak. Hasil pengujian stabilitas pada F2 dan F3 menunjukkan bahwa sirup temu mangga stabil untuk dijadikan suatu produk dilihat dari hasil uji organoleptik, pH, BJ dan viskositas yang sesuai persyaratan. Kadar total fenol F3 lebih tinggi dibandingkan dengan F2 pada setiap waktudansuhu.Padasuhu27Cdimingguke-4,F3menunjukkankadartotalfenol tertinggi yaitu sebesar 761,636mgGAE/L. Kata kunci: Kadar Total Fenol, Sirup, Stabilitas, Temu mangga.

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI HEDONIK SEDIAAN SIRUP DARI TEMU MANGGA ( Curcuma mangga Valeton dan Zijp)

No. 872 Temu mangga (Curcuma mangga Valenton dan Zijp) merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan sirup temu mangga melalui uji stabilitas dan uji hedonik (uji kesukaan). Temu mangga diekstraksi dengan metode dekok menggunakan pelarut air. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman DPPH. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air temu mangga mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, dan fenol. Aktivitas antioksidan ekstrak dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20% masing-masing menunjukkan nilai IC50 sebesar 54,446%, 27,485%, dan 22,533%. Berdasarkan nilai IC50 ekstrak, sediaan sirup temu mangga yang dibuat yaitu konsentrasi 10% (F2) dan 20% (F3). Hasil analisis data uji stabilitas selama 4 minggu pada suhu (4°C±2°C), (27°C±2), dan (40°C±2) menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 F2 dan F3 berbeda signifikan (P-Value < 0,05) di setiap minggu dan suhu. Aktivitas antioksidan terbaik pada suhu (4°C±2°C) ditunjukkan dengan nilai IC50 dari F2 dan F3 masing-masing sebesar 9,263% dan 8,846%. Hasil analisis data uji hedonik menunjukkan bahwa F2 lebih disukai daripada F3 berbeda signifikan (P-Value < 0,05) dari parameter rasa, warna, dan tekstur, sedangkan dari parameter aroma menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (P-Value > 0,05). Kata kunci : Aktivitas Antioksidan, Curcuma mangga Valenton and Zijp, DPPH, Uji Hedonik.

KADAR FLAVONOID TOTAL DAN STABILITAS SEDIAAN SIRUP TEMU MANGGA (Curcuma mangga Valeton & Zijp) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

No. 871 Temu mangga merupakan bagian tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat herbal. Temu mangga mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai penangkal radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi temu mangga sebagai minuman fungsional ditinjau dari kualitas stabilitas dan total flavonoid yang terkandung. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pengumpulan sampel, pengolahan sampel, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dan pembuatan sediaan sirup. Temu mangga kemudian diekstraksi dengan metode dekok menggunakan pelarut air. Penetapan kadar total flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri dengan penambahan pereaksi AlCl3 yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penentuan kadar total flavonoid Ekstrak terbanyak terdapat pada konsentrasi formula 20% sebesar 55,055 mgQE/L eks dan konsentrasi formula 10% sebesar 36,699 mgQE/L eks. Ekstrak air temu mangga tertinggi kemudian diformulasi dengan serbuk kering stevia. Formula minuman temu mangga diuji secara sensoris berupa uji stabilitas dan uji fungsionalitas berupa kandungan kadar total flavonoid. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji Duncan menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap minggu dan suhu. Formula minuman fungsional temu mangga yang memiliki kualitas stabilitas dan kadar flavonoid total tertinggi adalah konsentrasi F2 sebesar 80,729 mgQE/L eks dengan kondisi penyimpanan di suhu ruang (27°C±2°C). Kata kunci: Curcuma mangga Valeton & Zijp, Total Flavonoid, UV-Vis spectrophotometry.

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN STABILITAS FORMULASI SEDIAAN BODY GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr)

No. 870 Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) mengandung senyawa antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas dapat mengakibatkan masalah kerusakan pada kulit, untuk menguranginya dibutuhkan senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan stabilitas suhu penyimpanan yang baik pada sediaan body gel ekstrak etanol kulit buah nanas dengan variasi konsentrasi dan kontol negatif. Dilakukan uji evaluasi mutu fisik dan uji aktivitas antioksidan sediaan body gel. Pengujian stabilitas ini dilakukan selama 4 minggu pada suhu 40C,280C,400C. Hasil evaluasi sediaan dengan parameter uji organoleptik menunjukan warna coklat tua, homogen, aroma nanas, pH 5, daya sebar 4,89-5,03cm. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh nilai IC5o untuk ekstrak 87,461 ppm(kuat), vitamin C 6,325 ppm(sangat kuat), sediaan Body gel F1(1%) 120,121 ppm(sedang), F2(2%) 105,039 ppm(sedang), F3(3%) 89,215 ppm(kuat), Hanasui gel aloe vera 67,593 ppm(kuat) dan kontol negatif 153,153 ppm(lemah). Aktivitas antioksidan terbaik pada F3 diuji stabilitas semua suhu dengan kontol negatif. Hasil uji stabilitas mutu fisik terbaik pada F3 suhu 280C tetapi pada uji pH dan warna mengalami perubahan. Hasil uji aktivitas antioksidan stabilitas terbaik pada F3 suhu 280C mengalami penurunan pada minggu akhir dengan nilai IC5o 117,508 ppm(sedang), dan kontol negatif suhu 280C mengalami penurunan pada minggu akhir dengan nilai IC5o 158,103 ppm(lemah). Kata kunci : Antioksidan, Body Gel, Kulit Buah Nanas, Stabilitas.

FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI SEDIAAN FACEWASH EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas (L) Lam ) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis

No. 866 Kulit wajah rentan mengalami gangguan kesehatan. Salah satu penyebab jerawat adalah bakteri Staphylococcus epidermidis. Diketahui bahwa daun ubi ungu.mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kandungan senyawa , aktivitas antibakteri dan mutu fisik sediaan Facewash gel ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu(Ipomoea batatas L) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Pada penelitian ini ekstrak daun ubi jalar ungu diformulasikan dalam sediaan Faceawash gel dengan berbagai konsentrasi ekstrak yaitu 70%,80%,90% kemudian dilakukan uji mutu fisik sediaan, uji antibakteri, dan uji stabilitas Cycling test. Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun ubi jalar ungu mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin. Diameter daya hambat ekstrak daun ubi jalar ungu terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 70%,80%,90% berturut-turut sebesar 6,8 mm,7,65 mm, 9,25 mm. Ketiga sediaan Facewash gel memiliki diameter daya hambat berturut-turut sebesar 15,26 mm, 18,33 mm, 18,83 mm dengan kategori kuat serta memiliki mutu fisik dan stabilitas yang baik dalam proses penyimpanannya, Kata Kunci : Antibakteri, Ekstrak daun Ubi Jalar Ungu, Facewash gel, Jerawat, Staphylococcus epidermidis.

SEDIAAN KRIM KOMBINASI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JAMBU MAWAR (Syzygium jambos (L.) Aston), DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense (L) Merr, & L.M. Perry), YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

No. 864 Antioksidan adalah solusi untuk mencegah terjadinya oksidasi pada radikal bebas yang menyebabkan berbagai penyakit. Salah satu tanaman yang mengandung aktivitas antioksidan yaitu daun jambu mawar dan daun jambu bol. Kandungan senyawa fenol dan flavonoid terkandung pada daun jambu mawar, daun jambu bol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan stabilitas yang sangat baik dari komposisi krim daun jambu mawar dan daun jambu bol berdasarkan uji mutu. metode penelitian dimulai dari masing-masing daun jambu mawar, daun jambu bol penentuan kadar air, diekstraksi menggunakan metode maserasi, uji fitokimia, formulasi pembuatan krim dan uji aktivitas antioksidan. Formula krim ini menggunakan ekstrak daun jambu mawar dan daun jambu bol pada formula 1 dengan perbandingan (2:2), formula 2 (3:1), formula 3 (1:3) dan kontrol positif (SariAyu) pengujian aktivitas antioksidan yang diukur secara spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukan nilai IC50 berturut-turut sebesar 67,29 ppm, 12,43 ppm dan 122,15 ppm. Antioksidan paling kuat ditemukan pada formula 2 dengan perbandingaan (3:1). Sediaan krim diuji selama 28 hari pada suhu kamar (27oC), dan diuji Cycling Test pada suhu rendah (4oC), dan suhu panas (40oC). Evaluasi sediaan dengan parameter sediaan krim, yaitu warna hijau, aroma khas, homogen, dengan pH 4-6,5, daya sebar dengan nilai 5-7 cm, daya lekat 2-300 detik, viskositas 4000-40000 cPs. Kata kunci: Krim, Daun jambu mawar, Daun jambu bol, antioksidan, Stabilitas

FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR HERBAL INFUSA DAUN SEREH WANGI (Cymbopogon nardus L.) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans

No. 863 Karies gigi adalah penyakit pada daerah mulut gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans . Salah satu tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans adalah tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) karena mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan formulasi obat kumur herbal infusa daun sereh wangi yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans . Pengujian stabilitas obat kumur pada F1 (25%), F2 (12,5%), dan F3 (6,25%), dilakukan pada suhu rendah (4 0C), suhu ruang (270C), dan suhu tinggi (400C) selama 28 hari. Pengujian ini meliputi uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran, uji mutu fisik sediaan, pH dan viskositas. Aktivitas antibakteri pada awal uji stabilitas F1, F2, dan F3 berturut-turut menunjukkan zona hambat sebesar 16,33; 15,57; dan 14,90 mm, dan pada minggu ke-4 stabilitas pada suhu 4 0C (9,87; 8,2; dan 7,67 mm) suhu 270C (9,3; 8,83; dan 7,73 mm) dan suhu 40 0C (9,13; 7,13; dan 6,3 mm). Hasil uji stabilitas pH untuk ketiga formulasi memenuhi syarat mutu pada kisaran 5,56-7 (persyaratan pH 5-7). Hasil uji kestabilan viskositas menunjukkan nilai viskositas pada kisaran 0,81-2,38 cps. Pada suhu 4 0C viskositas tidak memenuhi syarat dikarenakan lebih besar dari viskositas air. Kata Kunci : Antibakteri, Daun sereh wangi, Sediaan Obat kumur, Streptococcus mutans

PERBANDINGAN KEBERHASILAN TERAPI PASIEN COVID- 19 DENGAN KOMORBID DAN NON KOMORBID DI RSUD CIAWI PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2020

No. 862 Penyakit Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus. Sebagian besar orang akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sosiodemografi pasien, penyakit komorbid, perbandingan keberhasilan terapi pada pasien penyakit Covid- 19 komorbid dan non komorbid. Penelitian bersifat retrospektif. Untuk pengambilan data melalui rekam medis pasien rawat inap Covid-19 periode Oktober-Desember 2020. Data dianalisa statistik deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil dari penelitian ini yaitu di dapat (63 pasien) sehat dan (32 pasien) meninggal komorbid dan non komorbid, serta terdapat (39 pasien) sehat komorbid, (24 pasien) sehat non komorbid, dan (23 pasien) meninggal komorbid, (9 pasien) meninggal non komorbid, lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki (54 pasien), kelompok usia yang rentan terpapar ialah usia 46–55 tahun (36 pasien), frekuensi tertinggi pendidikan SMA (39 pasien), frekuensi tertinggi pekerjaan IRT (36 pasien), komorbid terbanyak yaitu diabetes melitus (28 pasien) dan hipertensi (19 pasien), serta rata-rata lama hari rawat pasien sehat komorbid dan non komorbid (10hari), meninggal komorbid (3hari), meninggal non komorbid (4hari). Hasil perbandingan keberhasilan terapi pada penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pasien sehat dan meninggal baik komorbid maupun non komorbid dapat dilihat dari nilai P-value > 0,05 (P-value sebesar 0.428). Kata kunci: Covid-19, keberhasilan terapi, komorbid dan non komorbid

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PENDERITA ISPA DI KLINIK KIRANA 1 BOGOR

No. 858 Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan suatu infeksi akut pada struktur saluran nafas yang mengganggu proses pertukaran gas mulai dari bagian hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) yang sebagian besar disebabkan infeksi virus dan bakteri. Antibiotik adalah obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kesesuain ketepatan penggunaan antibiotik dengan Pharmaceutical Care berdasarkan asas tepat indikasi, tepat dosis, tepat interval dan tepat lama pemberian obat pada pasien penderita ISPA di Klinik Kirana 1. Data yang digunakan adalah data rekam medis, yang dilakukan secara retrospektif pada pasien remaja akhir sampai manula penderita ISPA periode Juli-Desember 2020. Penelitian bersifat observasional (non eksperimental) retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Data sosiodemografi pasien penderita ISPA paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53,7% dan usia terbanyak yaitu dewasa awal sebanyak 37,8%. Penggunaan antibiotik terdiri dari Cefixime sebanyak 5 pasien (6,1%), Ciprofloxacin sebanyak 11 pasien (13,4%), kemudian Cefadroxil sebanyak 14 pasien (17,1%) dan Amoxicillin sebanyak 52 pasien (63,4%). Ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien penderita ISPA yaitu tepat dosis sebanyak 100%, tepat indikasi sebanyak 100%, tepat lama pemberian sebanyak 36,6%, dan tepat frekuensi pemberian sebanyak 100%. Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Antibiotik, Ketepatan Antibiotik.