Sebanyak 49 item atau buku ditemukan

GAMBARAN WAKTU TUNGGU RESEP RAWAT JALAN BPJS DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT JIWA MARZOEKI MAHDI BOGOR

No.192 Salah satu pelayanan farmasi yang harus memenuhi standar dirumah sakit adalah waktu tunggu. Belum tercapainya waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan di instalasi farmasi menyebabkan masih banyaknya komplain pasien atau keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan waktu tunggu pelayanan resep, sehingga menjadi masalah bagi mutu pelayanan Farmasi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang didukung metode retrodeskriptif kualitatif, dengan mengambil data waktu tunggu pelayanan resep pada bulan Desember 2020. Hasil penelitian menunjukan rata- rata waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan dengan jaminan BPJS di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor selama 40,77 menit untuk resep non racikan dan 66,54 menit untuk resep racikan sehingga belum memenuhi standar Kepmenkes RI No 129/Menkes/SK/II/2008.

EVALUASI KESESUAIAN PENULISAN RESEP DENGAN FORMULARIUM NASIONAL PADA PASIEN RAWAT INAP DI INSTALASI FARMASI RSJ. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

No.191 Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan jaminan kesehatan nasional. Ketidak sesuaian penulisan resep dengan Fomularium Nasional untuk peserta BPJS kesehatan akan menyebabkan terjadinya kekurangan dan kekosongan obat serta akan mempengaruhi biaya rawatnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesesuaian penulisan resep, gambaran obat-obatan yang diresepkan serta gambaran kelas terapi obat-obatan di luar Formularium Nasional. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dimana data yang diambil adalah data masa lalu yaitu resep-resep pasien rawat inap di RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode Oktober-Desember 2020. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan pencatatan dan menampilkan obat-obatan, kelas terapinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian dengan Formularium Nasional pada bulan Oktober 98,10%, bulan Nopember 98,77%, bulan Desember 98,10%. Rata-rata kesesuaian dengan Formularium Nasional diperoleh data 98,32%. Obat-obatan golongan kelas terapi vasodilator menunjukkan banyak diresepkan di luar Formularium Nasional. Kesimpulannya adalah kesesuaian penulisan resep dengan Formularium Nasional di RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rumah sakit yaitu di atas 90%.

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PARADISE SUKAHATI CIBINONG

No.189 Pelayanan kefarmasian di Indonesia selama ini dinilai oleh banyak pengamat masih di bawah standar. Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 merupakan standar pelayanan kefarmasian yang menjadi pedoman bagi tenaga kefarmasian yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Sukahati Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan teknik pengambilan data menggunakanm metode purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 98 responden. Kualitas pelayanan kefarmasian diukur berdasarkan lima dimensi pelayanan jasa yaitu, ketanggapan 90,63%, keaandalan 90,37%, kepedulian 90,05%, bukti langsung 89,48%, jaminan 89,37%, dengan nilai rata-rata persentase sebesar 89,98%. Hasil ini menunjukan bahwa gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Pharmacy Sukahati Cibinong dinilai sudah sangat baik.

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH GEDONG PANJANG KOTA SUKABUMI

No.154 Hipertensi menjadi salah satu kasus dengan prevalensi cukup tinggi. Kepatuhan1adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya maupun berupa terapi non-farmakologi sebagai modifikasi gaya hidup. Terapi farmakologi dan non-farmakologi pada pengobatan hipertensi dengan adanya hubungan dengan karakteristik responden1seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, Pendidikan terakhir hal tersebut mempengaruhi tingkat kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan1untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan2pasien hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yang dilakukan dengan cara cross senctional study. Penelitian ini menggunakan2Teknik purposive sampling. data diperoleh dari pengamatan langsung dan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan pada pasien2hipertensi di wilayah Gedong Panjang. Hasil penelitian ini2menunjukan bahwa dari 100 responden yang diteliti pada tingkat kepatuhan terapi farmakologi dengan tingkat kepatuhan tinggi yaitu 7 (7,00%), tingkat kepatuhan sedang yaitu 61 (61,00%), dan tingkat kepatuhan rendah yaitu 32 (32,00%) Responden. Sedangkan pada terapi non-farmakologi menunjukan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 5 (5,00%), tingkat kepatuhan sedang menunjukan 66 (66,00%), dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 29 (29,00%) responden. Menunjukan bahwa tingkat kepatuhan pasien hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi mayoritas berada pada tingkat kepatuhan sedang, bahwa perlu adanya peningkatan seperti edukasi, dorongan dari lingkungan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RS MEDIKA DRAMAGA

No.772 Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang lainnya. TB paru merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Untuk mencapai kesembuhan diperlukan pengetahuan yang baik dan keteraturan kepatuhan pengobatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan pengobatan pada pasien tuberkulosis di RS Medika Dramaga. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif obeservasional dengan pendekatan Cross sectional. Populasi diambil dari seluruh pasien Tuberkulosis di RS Medika Dramaga. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 72 sampel. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariate dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan pada pasien tuberculosis di RS Medika Dramaga dengan nilai signifikansi 0,800