No.192 Salah satu pelayanan farmasi yang harus memenuhi standar dirumah sakit adalah
waktu tunggu. Belum tercapainya waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat
jalan di instalasi farmasi menyebabkan masih banyaknya komplain pasien atau
keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan waktu tunggu pelayanan resep,
sehingga menjadi masalah bagi mutu pelayanan Farmasi Rumah Sakit Jiwa
Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
didukung metode retrodeskriptif kualitatif, dengan mengambil data waktu tunggu
pelayanan resep pada bulan Desember 2020. Hasil penelitian menunjukan rata-
rata waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan dengan jaminan BPJS di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor selama 40,77 menit
untuk resep non racikan dan 66,54 menit untuk resep racikan sehingga belum
memenuhi standar Kepmenkes RI No 129/Menkes/SK/II/2008.
No.191 Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia
di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional. Ketidak sesuaian penulisan resep dengan Fomularium Nasional untuk peserta BPJS
kesehatan akan menyebabkan terjadinya kekurangan dan kekosongan obat serta akan
mempengaruhi biaya rawatnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kesesuaian penulisan resep, gambaran obat-obatan yang diresepkan serta gambaran kelas
terapi obat-obatan di luar Formularium Nasional. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif dimana data yang diambil adalah data masa lalu yaitu resep-resep pasien rawat
inap di RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode Oktober-Desember 2020. Pengolahan
data dilakukan dengan melakukan pencatatan dan menampilkan obat-obatan, kelas
terapinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian dengan Formularium Nasional
pada bulan Oktober 98,10%, bulan Nopember 98,77%, bulan Desember 98,10%. Rata-rata
kesesuaian dengan Formularium Nasional diperoleh data 98,32%. Obat-obatan golongan
kelas terapi vasodilator menunjukkan banyak diresepkan di luar Formularium Nasional.
Kesimpulannya adalah kesesuaian penulisan resep dengan Formularium Nasional di RSJ. dr.
H. Marzoeki Mahdi sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rumah sakit yaitu di
atas 90%.
No.189 Pelayanan kefarmasian di Indonesia selama ini dinilai oleh banyak
pengamat masih di bawah standar. Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016
merupakan standar pelayanan kefarmasian yang menjadi pedoman bagi tenaga
kefarmasian yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di
Apotek Paradise Sukahati Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional dengan teknik pengambilan data menggunakanm metode
purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 98
responden. Kualitas pelayanan kefarmasian diukur berdasarkan lima dimensi
pelayanan jasa yaitu, ketanggapan 90,63%, keaandalan 90,37%, kepedulian
90,05%, bukti langsung 89,48%, jaminan 89,37%, dengan nilai rata-rata
persentase sebesar 89,98%. Hasil ini menunjukan bahwa gambaran kualitas
pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Pharmacy Sukahati Cibinong dinilai
sudah sangat baik.
No.154 Hipertensi menjadi salah satu kasus dengan prevalensi cukup tinggi. Kepatuhan1adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter
yang mengobatinya maupun berupa terapi non-farmakologi sebagai modifikasi
gaya hidup. Terapi farmakologi dan non-farmakologi pada pengobatan hipertensi
dengan adanya hubungan dengan karakteristik responden1seperti usia, jenis
kelamin, pekerjaan, Pendidikan terakhir hal tersebut mempengaruhi tingkat
kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan. Penelitian ini
bertujuan1untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan2pasien hipertensi di
wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan yang dilakukan dengan cara cross senctional study. Penelitian ini
menggunakan2Teknik purposive sampling. data diperoleh dari pengamatan
langsung dan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan pada pasien2hipertensi
di wilayah Gedong Panjang. Hasil penelitian ini2menunjukan bahwa dari 100
responden yang diteliti pada tingkat kepatuhan terapi farmakologi dengan tingkat
kepatuhan tinggi yaitu 7 (7,00%), tingkat kepatuhan sedang yaitu 61 (61,00%), dan tingkat kepatuhan rendah yaitu 32 (32,00%) Responden. Sedangkan pada
terapi non-farmakologi menunjukan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 5 (5,00%), tingkat kepatuhan sedang menunjukan 66 (66,00%), dan tingkat kepatuhan rendah
sebanyak 29 (29,00%) responden. Menunjukan bahwa tingkat kepatuhan pasien
hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi mayoritas berada pada
tingkat kepatuhan sedang, bahwa perlu adanya peningkatan seperti edukasi, dorongan dari lingkungan
No.772 Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di
paru atau di berbagai organ tubuh yang lainnya. TB paru merupakan penyakit
yang masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Untuk mencapai
kesembuhan diperlukan pengetahuan yang baik dan keteraturan kepatuhan
pengobatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dengan tingkat kepatuhan pengobatan pada pasien tuberkulosis di RS Medika
Dramaga. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif obeservasional
dengan pendekatan Cross sectional. Populasi diambil dari seluruh pasien
Tuberkulosis di RS Medika Dramaga. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling dengan jumlah responden 72 sampel. Pengumpulan data
menggunakan instrument kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat
dan bivariate dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan
pada pasien tuberculosis di RS Medika Dramaga dengan nilai signifikansi 0,800