Sebanyak 5 item atau buku ditemukan

GAMBARAN PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIKA PADA PASIEN JIWA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEUWILIANG PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2020

No.178 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran peresepan psikotropika yang meliputi gambaran usia, jenis kelamin, diagnosis, jenis obat, dan jumlah item obat dalam resep pada pasien jiwa di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang periode Januari-Maret 2020. Gambaran peresepan dapat diketahui dengan melihat data pada rekam medik. Data dikumpulkan dengan cara retrospektif kemudian dianalisis secara deskriptif. Data yang diteliti sebanyak 90 sampel. Dari analisis data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 52% dan jenis kelamin perempuan 48%. Berdasarkan gambaran usia paling tinggi yaitu usia 26-35 tahun 27,78%. Diagnosis terbanyak yaitu skizofrenia sebesar 51,11% dengan penggunaan obat psikotropika yang paling banyak diresepkan yaitu clobazam (72%) dengan jumlah peresepan terbanyak sejumlah 30 tablet (53 resep dari 90 resep).

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI MADRASAH ALIYAH DALAM SWAMEDIKASI BATUK DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA BOGOR PERIODE APRIL – MEI TAHUN 2021

No.161 Swamedikasi adalah upaya yang paling sering dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari bantuan dari tenaga kesehatan. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan- keluhan dan penyakit ringan seperti batuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan swamedikasi santri Madrasah Aliyah terhadap penyakit batuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 86 responden dengan kriteria pernah melakukan swamedikasi batuk. Kuesioner terdiri dari 20 item pernyataan pilihan benar salah yang terbagi menjadi 8 indikator. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan menggunakan persentase dan pembahasan. Hasil penelitian ini adalah 39,5% berjenis kelamin laki-laki, 60,5% berjenis kelamin perempuan, usia paling banyak 16-19 tahun 70,9%, tingkat kelas paling banyak 11 Aliyah 57%, pengetahuan swamedikasi batuk responden berdasar indikator yang menjawab dengan benar tentang definisi batuk (70,9%), jenis - jenis batuk (97,65%), penyebab dan cara mencegah batuk (93,9%), aturan minum obat batuk (91,06%), terapi farmakologis dan non farmakologis (93,96%), stabilitas obat (84,85%), penyakit lain yang berhubungan dengan batuk (95,35%) dan efek samping obat batuk (88,4%). Dari hasil 8 indikator yang diperoleh menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang swamedikasi batuk sebesar 96,5%, dan responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebesar 3,5 %.

GAMBARAN KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT ISPA PADA PASIEN ANAK PERIODE JANUARI – MARET 2020 DI KLINIK PANDAWA RAYA

No.152 Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut yang berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kerasionalan penggunanaan antibiotik berdasarkan tepat dosis antibiotik dan tepat interval waktu pemberian obat di Klinik Pandawa Raya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional dengan menganalisis data pasien secara retrospektif dimana data dilihat dari rekam medis dan resep pasien. Dari 92 sampel didapatkan 65,2% pasien berjenis kelamin laki – laki dan 34,8% berjenis kelamin perempuan, karakteristik berdasarkan usia paling banyak yaitu kelompok 1 - 5 tahun yaitu 58,7%, Penggunaan Antibiotik untuk penyakit ISPA di klinik Pandawa Raya terbanyak yaitu Eritromisin tablet 62,0%, Kerasionalan obat berdasarkan tepat dosis yaitu under dosis 50%, tepat dosis 33,7%, dan over dosis 16,3%, kerasionalan obat berdasarkan interval waktu pemberian obat dinyatakan 100% tepat interval waktu pemberian obat.