Sebanyak 7 item atau buku ditemukan

KAJIAN TERAPI FARMAKOLOGIS ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PREEKLAMPSIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SEKARWANGI

No. 967 Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan adanya proteinuria (300 mg/24 jam) pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Terapi antihiperensi merupakan salah satu komponen penunjang dalam keberhasilan pengobatan preeklampsia. Antihipertensi yang digunakan pada pasien preeklampsia harus aman, efektif, dan digunakan secara rasional untuk menghasilkan efek yang diinginkan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui karakteristik pasien, pola penggunaan obat, penatalaksanaan terapi, outcome pasien serta lama rawat pasien terhadap penggunaan antihipertensi pada pasien preeklampsia. Desain penelitian secara deskriptif dengan metode retrospektif observasional terhadap pasienpreeklampsia di instalasi rawat inap RSUD Sekarwangi periode Januari- Desember 2019 dan dibandingkan dengan standar Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tata Laksanan Preeklampsia Perkumpulan Obstertri dan Ginekologi Indonesia (PNPK PreeklampsiaPOGI 2016). Dari populasi 604 pasien, yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 199 pasien yang terdiri dari pasien preeklampsia ringan sebanyak 32 pasien dan pasien preeklampsia berat sebanyak 167 pasien. Hasil penelitian menunjukan karakteristik pasien berdasarkan usia 26-35 tahun (41%), dengan usia kehamilan trimester III (96%), pekerjan ibu rumah tangga (92%), klasifikasi pasien preeklampsia berat (84%), pasein dengan tidak ada riwayat penyakit (65%). Antihipertensi yang banyak digunakan berupa kombinasi antihipertensi nifedipin+dopamet (70%), lama rawat pasien paling banyak 4-6 hari (46%), persentase kesesuaian terapi antihipertensi menghasilkan (96%), degan outcome perbaikan pasien (91%). Kata kunci: Preeklampsia, antihipertensi, karakteristik pasien, Kesesuain terapi

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA ANAK DENGAN METODE DI RSUD SEKARWANGI SUKABUMI

No. 962 Pengobatan ISPA Anak menggunakan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkantesistensi sehingga perlu dilakukan evaluasi kerasionalan dengan metode . Telah di evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISPA anak dengan metode di RSUD Sekarwangi Sukabumi periode Juni -Juli 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan peresepan antibiotik pada pasien rawat inap anak di RSUD Sekarwangi Sukabumi berdasarkan kriteria .Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif melalui data sekunder yaitu data rekam medis yang dilakukan secara retrospektif. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi yang disusun peneliti. Populasi penelitian adalah pasien ISPA anak rawat inap di RSUD Sekarwangi Sukabumi . Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh populasi yaitu sebanyak 80 orang pasien. Hasil penelitian menunjukan penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria di RSUD Sekarwangi Sukabumi periode Juni-Juli 2021 sebanyak 35 peresepan (44%) masuk dalam kategori 0 (tepat/ rasional), 29 peresepan (36%) masuk kategori IIIb (durasi pemberian terlalu singkat ), 11 peresepan (14%) masuk kategori IIa (tidak tepat dosis), 4 peresepan (5%) masuk kategori IIIa (durasi pemberian terlalu panjang), dan 1 peresepan (1%) masuk kategori IVc (alternatif lebih murah).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN RSUD SEKARWANGI

No. 959 Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. Banyaknya angka pada penyakit HIV/AIDS di Indonesia khususnya Jawa barat menduduki peringkat kedua pada masalah HIV/AIDS. Tujuan utama pada pemberian antiretroviral (ARV) adalah untuk menekan jumlah Viral load. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada pasien HIV/AIDS RSUD Sekarwangi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 60 sampel. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner. Analis data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Pada uji univariat gambaran karakteristik usia responden diperoleh sebanyak 50% yaitu usia dewasa awal (26-35 tahun). Persentase jenis kelamin responden paling banyak adalah laki-laki sebanyak 75%. Pada uji univariat dukungan keluarga paling tinggi diberikan adalah dukungan instrumental baik sebanyak 83.33%. Sedangkan kepatuhan pada pasien HIV/AIDS RSUD Sekarwangi tergolong tinggi yaitu sebesar 90%. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara hubungan dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penghargaan terhadap kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada pasien HIV/AIDS RSUD Sekarwangi dengan nilai p-value > 0,05. Kata kunci: Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat ARV, HIV/AIDS

PERBANDINGAN EFEK TERAPI OBAT DISPEPSIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SEKARWANGI

No. 852 Penyakit dispepsia merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai di RSUD Sekarwangi. Dispepsia lebih sering disebabkan oleh inhibisi/tukak lambung sehingga merangsang saraf vagus terhubung langsung kepusat muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosiodemografi pasien dan membandingkan efek terapi obat dispepsia pasien rawat inap berdasarkan lama hari rawat. Penelitian bersifat retrospektif. Data gambaran sosiodemografi, dan lama hari rawat inap dilihat pada rekam medis pasien periode Januari 2017-Mei 2021. Terdapat 81 pasien yang memenuhi kriteria serta didapat data sosiodemografi: umur, jenis kelamin, pekerjaan dan data pendidikan terakhir pasien. Data dianalisis secara statistik hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Obat yang digunakan oleh pasien dispepsia dan lama hari rawat pasien yaitu PPI + Sitoprotektif (12%, 3,45 hari), PPI + Antasida (4%, 2,6 hari), PPI + H2 Blocker (5%, 2,75 hari), PPI + Sitoprotektif + Antasida (7%, 3,16 hari), PPI + Sitoprotektif + H2 Blocker (1%, 3 hari),PPI + Sitoprotektif + Prokinetik (1%, 5 hari), PPI + Antasida + H2 Blocker (1%, 7 hari), H2 Blocker + Antasida (4%, 3 hari), H2 Blocker + Sitoprotektif (14%, 2,3 hari), PPI (27%, 3,5 hari), dan H2 Blocker (24%, 2,94 hari). Hasil efek terapi obat dispepsia yang digunakan yaitu terdapat perbedaan yang bermakna dengan. nilai P: 0,755. Kata kunci: Dispepsia, Obat Dispepsia, Efek Terapi.