Sebanyak 3 item atau buku ditemukan

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN TERONG UNGU (Solanum melongena (L.) ) TERHADAP Artemia salina SECAR BRINE SHRIMP LETHALITY TEST ( BSLT )

No. 868 Terong ungu merupakan tumbuhan suku solanaceae yang memiliki kegunaan sebagai bahan makanan dan banyak digunakan sebagai tanaman obat. Salah satu bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah daunnya. Daun terong ungu mengandung senyawa alkaloid, solasonine, solasodine, solanine, flavonoid, tanin, steroid , glikosida jantung, antrakuinon, asam klorogenat, asam hidrokafeik dan asam protekatekuat. Senyawa tersebut diduga berpotensi sebagai obat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi antikanker ekstrak etanol daun terong ungu melalui pengujian toksisitas ekstrak terhadap Artemia salina dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 40% , 70% dan 96%. Pengujian toksisitas dinyatakan dengan nilai LC50. Hasil pengujian toksisitas menunjukan nilai LC50 yang paling lemah hingga paling kuat adalah ekstrak etanol 40%, ekstrak etanol 96%, ekstrak etanol 70% dan kontrol positif Cyclophospamide dengan nilai berturut turut 357.83 ppm, 147.28 ppm,133.74 ppm, dan 53.55 ppm. Ketiga ekstrak berada pada tingkat toksisitas sedang menurut Clarkson dan memilliki nilai LC50 dibawah 1000 ppm dengan nilai LC50 terendah pada ekstrak etanol 70% daun terong ungu sehingga dianggap memiliki bioaktivitas dan dapat diteliti lebih lanjut aktivitas antikankernya. Kata Kunci = Daun terong ungu, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), LC50 ,Toksisitas, Anti kanker.

TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS TERHADAP PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN BMC MAYAPADA HOSPITAL BOGOR

No. 216 Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tingkat kepatuhan pasien dalam meminum obat anti tuberkulosis secara teratur sampai tuntas dan patuh merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengobatan TB paru. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada penderita TB paru adalah adanya motivasi, dukungan keluarga, tingkat pendidikan serta pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien TB paru dewasa rawat jalan di Rumah Sakit BMC Mayapada Bogor. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebesar 77 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi yang dibuat berdasarkan MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale). Hasil dari penelitian ini menunjukan sebanyak 43 responden (56%) berjenis kelamin pria, dengan kategori kelompok usia 26-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 53 responden (69%), tingkat pendidikan formal terakhir mayoritas pada jenjang perguruan tinggi (S1) sebanyak 35 responden (49%), dan sebagian besar responden bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 25 responden (32%) dan didapat hasil sebesar 69 responden (90%) memiliki tingkat kepatuhan tinggi, 6 responden (8%) memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 2 responden (2%) memiliki tingkat kepatuhan rendah. Kesimpulan dari tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien TB paru dewasa rawat jalan di BMC Mayapada Hospital Bogor dengan nilai diatas adalah sebesar 69 responden (90%) memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Kata Kunci : Kepatuhan, Tuberkulosis (TB Paru), MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale), Obat Anti Tuberkulosis Paru.