Jurnal Biopropral Industri Volume 12 Nomor 2 Desember 2021
Lemari Referensi
- Yohana S. Kusuma Dewi,
- Edisi : Volume 12 No. 2 Desember
- Call Number : 610. 5 YOH j
Lemari Referensi
Lemari Referensi
No. 868 Terong ungu merupakan tumbuhan suku solanaceae yang memiliki
kegunaan sebagai bahan makanan dan banyak digunakan sebagai tanaman obat.
Salah satu bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebaga
Selengkapnya...
No. 849 TB(Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis. Program Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) adalah
salah satu cara untuk mengatasi penyakit
Selengkapnya...
No. 874 Body Scrub merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan
kulit. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku
adalah limbah dari kulit buah apel hijau. Kul
Selengkapnya...
No. 865 Pelayanan kefarmasian mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan. Apabila pelayanan yang diberikan kurang optimal maka akan
menyebabkan ketidakpuasan pasien. Pasien
Selengkapnya...
No. 214 Apotek Kimia Fama No 8 Kota Sukabumi. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip asosiatif. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan data primer berupa k
Selengkapnya...
No. 843 Pola hidup masyarakat kini lebih suka melakukan pencegahan dibanding
mengobati, hal ini memengaruhi makanan dan minuman yang akan dikonsumsi,
hendaknya memiliki manfaat bagi kesehatan terutama
Selengkapnya...
No. 845 Gel Hand sanitizer merupakan gel pembersih tangan yang memiliki aktivitas
antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga membunuh
bakteri. Sediaan gel memiliki viskositas dan day
Selengkapnya...
No. 216 Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tingkat kepatuhan pasien
dalam meminum obat anti tuberkulosis secara teratur sampai tuntas
Selengkapnya...
No. 213 Antibiotik.adalah.zat-zat kimia.yang.dihasilkan.oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau memperlambat.pertumbuhan.kuman. PIO
(Pelayanan.Informasi.Obat) merupakan informasi
Selengkapnya...
No. 869 Antioksidanadalahsolusiuntukmencegahterjadinyaoksidasipadaradikalbebas
yangmenyebabkanberbagaipenyakit.Salahsatutanamanyangmemilikiaktivitas
antioksidanyaitudaunseraiwangi.Kandungansenywa feno
Selengkapnya...
No. 844 Terapi antibiotik pada pasien diare Pediatri yang kurang tepat dapat
menyebabkan resisten bakteri terhadap antibiotik.Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi ketepatan penggunaan antibioti
Selengkapnya...
No. 852 Penyakit dispepsia merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai di
RSUD Sekarwangi. Dispepsia lebih sering disebabkan oleh inhibisi/tukak lambung
sehingga merangsang saraf vagus terhubung lan
Selengkapnya...
No. 867 Antioksidan ialah senyawa yang bisa merusak, menahan atau mencegah,
terjadinya oksidasi lemak. Daun kemangi serta daun binahong merupakan
tumbuhan yang bisa digunakan menjadi obat. Alkaloid, f
Selengkapnya...
No. 847 Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif dengan gangguan
metabolik kronis yang dapat menyebabkan pankreas gagal memproduksi cukup
insulin (hormon yang mengatur gula darah atau gluk
Selengkapnya...
No. 859 Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi,
biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit akut
ditandai oleh demam berkepanjangan, sa
Selengkapnya...
No. 860 Medication error adalah ketidaktepatan penggunaan obat-obatan yang
menyebabkan banyak kerugian pada pasien yang sebenarnya dapat dicegah.
Penelitian dilatar belakangi masih ditemukannya kejadi
Selengkapnya...
No. 212 Waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan merupakan standar mutu pelayanan
kefarmasian, yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian. Penelitian ini bertujuan u
Selengkapnya...
No. 211 Obat High2Alert adalah2obat yang perlu diwaspadai2karena sering
menyebabkan2terjadi2kesalahan atau kesalahan serius2(Sentinel Event) dan obat
yang beresiko tinggi2menyebabkan Reaksi Obat yang
Selengkapnya...
No. 202 Pengkajian resep adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker atau tenaga
kefarmasian dalam mengkaji sebuah resep secara administratif, farmasetik dan
klinis sebelum dilakukan peracikan. Aspek
Selengkapnya...
No. 205 Diare merupakan suatu kondisi dimana buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali
atau lebih) dan kebanyakan pas
Selengkapnya...
No. 203 Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel-sel
sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpu
Selengkapnya...
No. 209 Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang diderita oleh banyak orang.
Ketidakpatuhan pasien adalah suatu masalah yang paling umum dalam terapi
pengobatan pengelolaan hipertensi. Ketidakpat
Selengkapnya...
No. 207 Swamedikasi merupakan proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh
seseorang mulai dari pengenalan keluhan/gejala sampai pada pemilihan dan
penggunaan obat. Dasar hukum swamedikasi adalah per
Selengkapnya...
No. 206 Hipertensi merupakan kondisisdimana terjadinya peningkatanatekanan,darah
melebihi tekanan darah normal lbaik sistolikk maupun diastolikk ≥140/90 mmHg
secara kronis. Klinik Keluarga sebagai Pem
Selengkapnya...
No. 204 Metode SERVQUAL merupakan metode evaluasi terhadap
pelayanankefarmasian.Salahsatumetodeevaluasiterhadappelayanan
kefarmasian yaitu survei dengan menggunakan kuesioner/angket.
Penelittianiniber
Selengkapnya...
No. 210 Kualitas pelayanan apotek sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas berdampak terhadap minat pelanggan untuk kembali ke
apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta
Selengkapnya...
No. 208 Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan memperoleh hasil
yang jelas dan meningkatkan kualitas hi
Selengkapnya...
Lemari Referensi
Lemari Referensi
Lemari Referensi
No. 868 Terong ungu merupakan tumbuhan suku solanaceae yang memiliki kegunaan sebagai bahan makanan dan banyak digunakan sebagai tanaman obat. Salah satu bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah daunnya. Daun terong ungu mengandung senyawa alkaloid, solasonine, solasodine, solanine, flavonoid, tanin, steroid , glikosida jantung, antrakuinon, asam klorogenat, asam hidrokafeik dan asam protekatekuat. Senyawa tersebut diduga berpotensi sebagai obat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi antikanker ekstrak etanol daun terong ungu melalui pengujian toksisitas ekstrak terhadap Artemia salina dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 40% , 70% dan 96%. Pengujian toksisitas dinyatakan dengan nilai LC50. Hasil pengujian toksisitas menunjukan nilai LC50 yang paling lemah hingga paling kuat adalah ekstrak etanol 40%, ekstrak etanol 96%, ekstrak etanol 70% dan kontrol positif Cyclophospamide dengan nilai berturut turut 357.83 ppm, 147.28 ppm,133.74 ppm, dan 53.55 ppm. Ketiga ekstrak berada pada tingkat toksisitas sedang menurut Clarkson dan memilliki nilai LC50 dibawah 1000 ppm dengan nilai LC50 terendah pada ekstrak etanol 70% daun terong ungu sehingga dianggap memiliki bioaktivitas dan dapat diteliti lebih lanjut aktivitas antikankernya. Kata Kunci = Daun terong ungu, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), LC50 ,Toksisitas, Anti kanker.
No. 849 TB(Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Program Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) adalah salah satu cara untuk mengatasi penyakit TB. Angka konversi, angka kesembuhan dan angka drop out merupakan parameter untuk menilai keberhasilan pengobatan dalam program DOTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar angka konversi, angka kesembuhan dan angka drop out pasien TB Paru BTA Positif dalam program DOTS di Rumah Sakit Umum daerah Leuwiliang selama tahun 2020. Penelitian ini adalah penelitian noneksperimental dengan rancangan deskriptif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Angka konversi, angka kesembuhan dan angka drop out yang diperoleh dibandingkan dengan angka konversi target (>80%), angka kesembuhan target (>85%), dan angka drop out target (<5%) yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Perbandingan ini untuk mengetahui keberhasilan program DOTS. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa angka konversi BTA adalah 91,13%, angka kesembuhan 89,16%, dan angka drop out 2,46%, menunjukkan bahwa program DOTS di RSUD Leuwiliang berhasil sesuai dengan yang ditetapkan WHO. Kata kunci : Tuberkulosis, Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS), Evaluasi.
No. 874 Body Scrub merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku adalah limbah dari kulit buah apel hijau. Kulit buah apel hijau (Malus domestica (Suckow) Brokh.) mengandung senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan membuat sediaan body scrub ekstrak etanol 70% kulit buah apel dan diuji aktivitas antioksidannya. Ekstrak etanol 70% kulit buah apel dibuat formula sediaan body scrub. Selanjutnya pada setiap formula body scrub ini kemudiaan dilakukan uji evaluasi mutu fisik dan aktivitas antioksidan dengan metode peredaman menggunakan DPPH (1,1- diphenyl-2-picrylhydrazy1). Evaluasi mutu fisik (pH, organoleptik, viskositas, tipe emulsi, uji iritasi, dan uji homogenitas) dari sediaan body scrub ini memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan. Nilai IC50 dari ekstrak etanol 70% kulit apel, formula I (ekstrak 2,5%), formula II (ekstrak 3%), dan formula III (ekstrak 3,5%) berturut turut sebesar 71,92 ppm, 75,36 ppm , 74,12 ppm , dan 73,59 ppm. Oleh karena it, sediaan body scrub memilki aktivitas antioksidandengan kategori kuat serta memenuhi syarat mutu. Kata kunci : Antioksidan, body scrub, kulit buah apel, mutu fisik
No. 865 Pelayanan kefarmasian mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Apabila pelayanan yang diberikan kurang optimal maka akan menyebabkan ketidakpuasan pasien. Pasien akan merasa puas apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan kenyataan dalam pemberian pelayanan kefarmasian yang dapat memuaskan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data sosiodemografi pasien serta untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pasien terkait pelayanan kefarmasian di RSUD R. Syamsudin S.H ditinjau dari 5 dimensi kepuasan yaitu Kehandalan (Reliability), Ketanggapan (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Emphaty) dan Bukti Langsung (Tangible). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Sumber informasi data primer dari penelitian ini berupa kuisioner yang dibagikan kepada 99 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif, dan hasil disajikan dalam bentuk tabel/grafik. Hasil penelitian menunjukan nilai rata- rata skor pada tiap dimensi yaitu : untuk dimensi Kehandalan (Reliability) mendapat persentase sebesar 75,05% dimensi Ketanggapan (Responsiveness) mendapat persentase sebesar 76,77%, dimensi Jaminan (Assurance) mendapat persentase sebesar 79,09%, dimensi Empati (Emphaty) mendapat persentase sebesar 79,24% dan dimensi Bukti Langsung (Tangible) mendapat persentase sebesar 73,23% yang artinya pasien sudah puas dengan pelayanan yang diberikan. Kata kunci : Tingkat Kepuasan, Pelayanan Kefarmasian, RSUD R. Syamsudin S.H
No. 214 Apotek Kimia Fama No 8 Kota Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip asosiatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer berupa kuesioner yang disebar kepada responden dengan selang waktu selama tiga bulan, periode Maret – Mei 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang membeli resep obat - obatan di Apotek Kimia Farma No. 8 Sukabumi dalam kurun waktu selama tiga bulan (90 Hari), dimulai pada Maret sampai dengan Mei 2021 dengan banyaj sampel berjumlah 92 orang. Berdasarkan hasil penelitian Secara keseluruhan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan memperoleh skor sebesar 76.28% yang berada pada kategori Baik
No. 843 Pola hidup masyarakat kini lebih suka melakukan pencegahan dibanding mengobati, hal ini memengaruhi makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, hendaknya memiliki manfaat bagi kesehatan terutama memiliki kandungan antioksidan. Radikal bebas penyebab penyakit degeneratif dapat ditangkal oleh antioksidan. Fermentasi sari kacang hijau sebagai upaya dalam peningkatan potensi sebagai pangan fungsional yang kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan, karakteristik, dan identifikasi metabolit dari yogurt kacang hijau. Diawali dengan pembuatan sari, peremajaan dan pembuatan stater, pembuatan yogurt kacang hijau dengan penambahan Lactobacillus casei Shirota strain 3% (A), L. acidophilus 3% (B), dan kombinasi (C). Hasil fermentasi dievaluasi karakteristik, pH, total asam, total BAL, aktivitas antioksidan, dan identifikasi metabolit sekunder. Yogurt sari kacang hijau yang difermentasi oleh bakteri Lactobacillus casei galur Shirota, Lactobacillus acidophilus, dan campurannya memiliki aktivitas antioksidan masing masing sebesar 63,12%, 87,28%, dan 81,59%. Aktivitas antioksidan yang tertinggi terdapat pada yogurt sari kedelai yang difermentasi oleh bakteri Lactobacillus acidophilus dengan nilai total bakteri asam laktat 2,0x1013 CFU/ml, nilai total asam laktat 0,59% dan nilai pH 4,1. Metabolit terkandung dalam yogurt sari kacang hijau tersebut adalah maltol (2-Etil-3-hidroksi-4-piranon) dan trigonellin (1- Methylpyridinium-3-carboxylate). Kata kunci: antioksidan, fermentasi, kacang hijau, Lactobacillus casei Shirota strain, Lactobacillus acidophilus
No. 845 Gel Hand sanitizer merupakan gel pembersih tangan yang memiliki aktivitas antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga membunuh bakteri. Sediaan gel memiliki viskositas dan daya sebar tinggi sehingga dapat menyebar luas pada permukaan kulit dan memberikan sensasi dingin ketika digunakan karena gel memiliki kandungan air yang tinggi. Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang digunakan sebagai tanda atau indikator adanya kontaminasi feces dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap makanan dan minuman. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tumbuhan yang mengandung alkaloid yang bersifat antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh zona hambat pada gel ekstrak buah belimbing wuluh terhadap Escherichia coli dan untuk memperoleh konsentrasi berapa yang memiliki aktivitas antibakteri dari gel ekstrak buah belimbing wuluh terhadap Esherichia coli serta mengetahui mutu fisik dari sediaan gel hand sanitizer meliputi uji homogenitas, pH, uji daya sebar, viskositas dan uji organoleptik dari sediaan ekstrak etanol 96% buah belimbing wuluh dengan menggunakan metode sumuran. Dibuat tiga formula sediaan gel hand sanitizer dengan konsentrasi ekstrak buah belimbing wuluh sebesar 0,3%, 0,6% dan 0,9%. Hasil pengujian aktivitas dari gel hand sanitizer ekstrak buah belimbing wuluh diperoleh diameter zona hambat sebesar 9,2 mm, 11,53 mm dan 13,46 mm yang menunjukkan sediaan gel hand sanitizer dengan kategori kuat pada konsentrasi 0,9%. Gel hand sanitizer ekstrak buah belimbing wuluh mempunyai mutu fisik yang baik. Hasil uji organoleptik gel hand sanitizer dengan konsentrasi 0,3% berwarna cokelat muda, konsentrasi berwarna 0,6% coklat sedang, dan konsentrasi 0,9% berwarna coklat tua, aroma khas ekstrak buah belimbing wuluh dengan pH antara 5,13-5,42 daya sebar 5 cm dan viskositas sesuai dengan literatur yaitu 2000-50000 cPs. Kata kunci: Antibakteri, Averrhoa bilimbi L., escherichia coli, hand sanitizer.
No. 216 Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tingkat kepatuhan pasien dalam meminum obat anti tuberkulosis secara teratur sampai tuntas dan patuh merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengobatan TB paru. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada penderita TB paru adalah adanya motivasi, dukungan keluarga, tingkat pendidikan serta pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien TB paru dewasa rawat jalan di Rumah Sakit BMC Mayapada Bogor. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebesar 77 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi yang dibuat berdasarkan MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale). Hasil dari penelitian ini menunjukan sebanyak 43 responden (56%) berjenis kelamin pria, dengan kategori kelompok usia 26-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 53 responden (69%), tingkat pendidikan formal terakhir mayoritas pada jenjang perguruan tinggi (S1) sebanyak 35 responden (49%), dan sebagian besar responden bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 25 responden (32%) dan didapat hasil sebesar 69 responden (90%) memiliki tingkat kepatuhan tinggi, 6 responden (8%) memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 2 responden (2%) memiliki tingkat kepatuhan rendah. Kesimpulan dari tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien TB paru dewasa rawat jalan di BMC Mayapada Hospital Bogor dengan nilai diatas adalah sebesar 69 responden (90%) memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Kata Kunci : Kepatuhan, Tuberkulosis (TB Paru), MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale), Obat Anti Tuberkulosis Paru.
No. 213 Antibiotik.adalah.zat-zat kimia.yang.dihasilkan.oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau memperlambat.pertumbuhan.kuman. PIO (Pelayanan.Informasi.Obat) merupakan informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat.bebas dan.herbal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PIO menggunakan leaflet terhadap pengetahuan antibiotik di Apotek Bunda Lubna. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental menggunakan design cross sectional dengan data prospektif. Dengan jumlah populasi 500 orang dan sampel sebanyak 84 responden yang diperoleh dengan teknik purposive sampling yang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini menurut sosiodemografi berdasarkan jenis kelamin presentasenya adalah Perempuan 68%, berdasarkan usia 26-35 tahun (Dewasa Awal) 32%, berdasarkan pendidikan adalah SMA/SMK 60%, berdasarkan pekerjaan adalah karyawan 53% dan berdasarkan riwayat antibiotik satu bulan terakhir Amoxicillin 36% Tingkat pengetahuan antibiotik diukur menggunakan kuesioner pengetahuan yang diuji sebelum PIO dan sesudah PIO (pre-test dan post-tes) selanjutnya diuji dengan uji t berpasangan untuk tes data. Hasil kuesioner terhadap pengetahuan antibiotik sebelum PIO (pre-test) adalah Baik 2%, Cukup 67%, Kurang 31% . Sedangkan sesudah PIO (post-test) pengetahuan kategori Baik 74%, Cukup 26%. Sesudah dilakukan uji t berpasangan adalah terdapat pengaruh PIO dengan pengetahuan antibiotik sesudah PIO dengan nilai t tabel 1,974 < dari t hitung 21,813 dengan nilai p-value (sign 0,000 < 0,05). Kata kunci : PIO (Pelayanan Informasi Obat), Leaflet, Pengetahuan Antibiotik
No. 869 Antioksidanadalahsolusiuntukmencegahterjadinyaoksidasipadaradikalbebas yangmenyebabkanberbagaipenyakit.Salahsatutanamanyangmemilikiaktivitas antioksidanyaitudaunseraiwangi.Kandungansenywa fenolikdanflavonoid terkandungpadadaunseraiwangi.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuikadartotal fenoldanflavonoidpadainfusaseraiwangi50%,25%,dan12,5%,Hasilkadartotal fenolseraiwangi50%,25%,dan12,5%diukursecaraspektrofotometriUv-Vismetode kalorimetrimenggunakanreagenfolin-ciocalteusebesar3,27 mgGAE/ml,6,25 mgGAE/ml,7,73mgGAE/ml.HasilKadartotalflavonoidinfusadaunseraiwangiyang diukurdenganspektrofotometriUv-VisdenganmetodekalorimetriAlCl3 menghasilkan 3,661mgGAE/ml,infusa9,152mgGAE/ml. Katakunci:Daunseraiwangi,Flavonoid,Totalfenol
No. 844 Terapi antibiotik pada pasien diare Pediatri yang kurang tepat dapat menyebabkan resisten bakteri terhadap antibiotik.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien Pediatrikasus diare di Instalasi rawat inap RSUD Ciawi Bogor periode Januari-Desember 2019 berdasarkan metode Gyssens.Data diperoleh dari rekam medik, dengan metode retrospektif meliputi data sosiodemografi, antibiotik yang digunakan, dosis, frekuensi, lama pemberian antibiotik dan rute pemberian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien Pediatrimengalami kasus diare terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki (58%), kelompok umur terbanyak pasien 1-5 tahun (57%), antibiotik yang terbanyak digunakan yaitu Cefatoxime injeksi sebanyak (50%). Hasil evaluasi menggunakan metode Gyssenskesesuaian penggunaan antibiotik masuk ke dalam kategori 0 penggunaan antibiotik tepat sebanyak 33 (37%), kategori IIIA pemberian antibiotik terlalu lama sebanyak 8 (9%), kategori IIIB pemberian antibiotik terlalu singkat sebanyak 27 (30%), kategori IVA ada antibiotik lain yang lebih efektif sebanyak 11 (12%) dan kategori IVC terdapat alternatif antibiotik yang lebih murah sebanyak 11 (12%). Kata kunci : kesesuaian penggunaan antibiotik, antibiotik, diare, metode Gyssens
No. 852 Penyakit dispepsia merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai di RSUD Sekarwangi. Dispepsia lebih sering disebabkan oleh inhibisi/tukak lambung sehingga merangsang saraf vagus terhubung langsung kepusat muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosiodemografi pasien dan membandingkan efek terapi obat dispepsia pasien rawat inap berdasarkan lama hari rawat. Penelitian bersifat retrospektif. Data gambaran sosiodemografi, dan lama hari rawat inap dilihat pada rekam medis pasien periode Januari 2017-Mei 2021. Terdapat 81 pasien yang memenuhi kriteria serta didapat data sosiodemografi: umur, jenis kelamin, pekerjaan dan data pendidikan terakhir pasien. Data dianalisis secara statistik hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Obat yang digunakan oleh pasien dispepsia dan lama hari rawat pasien yaitu PPI + Sitoprotektif (12%, 3,45 hari), PPI + Antasida (4%, 2,6 hari), PPI + H2 Blocker (5%, 2,75 hari), PPI + Sitoprotektif + Antasida (7%, 3,16 hari), PPI + Sitoprotektif + H2 Blocker (1%, 3 hari),PPI + Sitoprotektif + Prokinetik (1%, 5 hari), PPI + Antasida + H2 Blocker (1%, 7 hari), H2 Blocker + Antasida (4%, 3 hari), H2 Blocker + Sitoprotektif (14%, 2,3 hari), PPI (27%, 3,5 hari), dan H2 Blocker (24%, 2,94 hari). Hasil efek terapi obat dispepsia yang digunakan yaitu terdapat perbedaan yang bermakna dengan. nilai P: 0,755. Kata kunci: Dispepsia, Obat Dispepsia, Efek Terapi.
No. 867 Antioksidan ialah senyawa yang bisa merusak, menahan atau mencegah, terjadinya oksidasi lemak. Daun kemangi serta daun binahong merupakan tumbuhan yang bisa digunakan menjadi obat. Alkaloid, flavonoid, dan tanin terdapat pada daun kemangi dan binahong. Bahan kimia ini memiliki kapasitas untuk merusak radikal bebas bila digunakan sebagai antioksidan. Lotion ialah sediaan kosmetik untuk aplikasi luar pada kulit yang berupa emulsi dengan kandungan air lebih banyak daripada minyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan antioksidan serta stabilitas yang sangat baik dari komposisi lotion daun kemangi dan daun binahong sesuai uji mutu. Ekstrak daun kemangi dan ekstrak daun binahong diproduksi menggunakan ekstraksi maserasi dan dimasukkan ke dalam komposisi lotion dalam penelitian ini. Uji aktivitas antioksidan mencakup tiga kelompok perlakuan dengan berbagai perbandingan yaitu 2:1, 3:1 serta 4:1, dan satu kontrol positif (Herborist) Menggunakan spektrofotometri UV-vis dan teknik penangkal radikal bebas (DPPH). Lotion diuji selama empat minggu di 3 suhu yg tidak selaras: suhu kamar (27°C), suhu rendah (4°C), serta suhu panas (40°C). yang akan terjadi evaluasi sediaan membagikan dengan parameter sediaan lotion, yaitu rona hijau, aroma khas ekstrak dan parfume, homogen dengan pH 5-6,5, viskositas dengan nilai 1000-2800 cP, daya sebar nilai 7-10 cm, dan daya lekat nilai 1,00-1,84 menit. Antioksidan yang paling kuat terdapat pada rasio 4:1 dan memiliki nilai IC50 sebesar 38,34 ppm, menunjukkan bahwa ia merupakan antioksidan yang sangat kuat. Pada pengujian stabilitas dilihat dari uji pH formulasi yang memiliki sediaan paling baik terdapat pada formulasi ke-3, daya sebar, daya lekat, dan viskositas semuanya dievaluasi untuk semua formula. Kata kunci: Antioksidan, Ocimum americanum l., Anredera cordifolia, Lotion , Stabilitas
No. 847 Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif dengan gangguan metabolik kronis yang dapat menyebabkan pankreas gagal memproduksi cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa). Pada umumnya pengobatan diabetes melitus menggunakan terapi insulin dan berbagai obat-obatan sintetik, namun pengobatan tersebut memiliki efek samping, maka perlu dicari alternatif antara lain dengan herbal. Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai inhibitor α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dari fraksi etil asetat daun teh yang memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%, hasil ekstrak kental kemudian di partisi dengan pelarut etil asetat dan air (1:1) setelah itu dilakukan pencarian sub fraksi terbaik dengan metode kromatografi dan identifikasi menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan LCMS/MS. Pengujian enzim α-glukosidase pada fraksi etil asetat daun teh menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis pada λ 405 nm dan absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung % inhibisi dan IC50. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa fraksi 6-2 merupakan subfraksi yang paling aktif menghambat enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 4,519 ppm. Senyawa yang terkandung dalam subfraksi tersebut merupakan senyawa Epicatechin gallate (Epicatechin-3-O-gallate) dengan BM 442,09000; Epigallocatechin-3-O-gallate dengan BM 458,08491; Caffeine dengan BM 194.08038; dan Dichrostachine F dengan BM 620.29853. Kata kunci: Diabetes Mellitus, Camellia sinensis (L.) Kuntze, Fraksinasi, Epicatechin gallate (Epicatechin-3-O-gallate), Epigallocatechin-3-O- gallate, Caffeine, Dichrostachine F
No. 859 Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi, biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit akut ditandai oleh demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, dan diare. Dari data WHO di dapatkan perkiraan jumlah kasus demam tifoid mencapai angka antara 11 dan 21 juta kasus dan 128.000 hingga 161.000 kematian terkait demam tifoid terjadi setiap tahun di seluruh dunia (WHO, 2018). Salah satu tata laksana penyakit ini adalah dengan pemberian antibiotik yang penggunaannya perlu dievaluasi untuk menjamin mutu dan efektivitas terapi demam tifoid, meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, frekuensi waktu pemberian dan lama pemberian atau terapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di Puskesmas Cipaku Bogor. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian pada 72 pasien, didapatkan data 100% tepat pasien, 100% tepat indikasi, 100% tepat obat, 81% tepat dosis, 68% tepat frekuensi waktu pemberian, dan 92% tepat lama pemberian. Kata kunci: Antibiotik, Demam Tifoid, Evaluasi Penggunaan Obat.
No. 860 Medication error adalah ketidaktepatan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan banyak kerugian pada pasien yang sebenarnya dapat dicegah. Penelitian dilatar belakangi masih ditemukannya kejadian medication error pada saat pelayanan kefarmasian berlangsung khususnya pada fase dispensing. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pengelolaan obat LASA dengan kejadian medication error pada tahap dispensing di Instalasi Farmasi RSUD Palabuhanratu yang menjadi faktor penyebab terjadinya medication error dengan metode cross sectional secara prospektif menggunakan kuesioner. Jumlah sampel 30 petugas pelayanan kefarmasian yang dihitung menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juli 2021 di Instalasi Farmasi RSUD Palabuhanratu. Hasil data sosiodemografi petugas pelayanan kefarmasian usia terbanyak dewasa awal (44%), jenis kelamin terbanyak perempuan (70%), pendidikan terbanyak SMK Farmasi (50%), dan masa kerja terbanyak 1-5 tahun (37%). Pengetahuan obat LASA terbanyak berkriteria baik (80%), pengelolaan obat LASA terbanyak berkriteria baik (60%) dan medication error tercatat sebanyak (27%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan obat LASA dengan medication error (p-value=0.34) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan obat LASA dengan medication error (p-value=0.01). Kata Kunci : Medication Error, Pengetahuan, Pengelolaan, LASA
No. 212 Waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan merupakan standar mutu pelayanan kefarmasian, yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelayanan resep obat rawat jalan racikan dan bukan racikan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Observasional dengan teknik pengumpulan data secara Retrospektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata waktu tunggu obat rawat jalan racikan di Rs.Mitra Keluarga cibubur adalah 55 menit 53 detik, sedangkan untuk obat bukan racikan rawat jalan adalah 11 menit 21 detik. Dari data yang di dapat, dapat disimpulkan bahwa bila berdasarkan Kepmenkes maka waktu tunggu pelayanan rawat jalan memenuhi standar pelayanan minimal Kepmenkes. Apa bila berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit maka waktu tunggu obat rawat jalan tidak memenuhi standar pelayanan minimal Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur. Kata kunci : Waktu tunggu, Resep obat, Rawat jalan, Instalasi Farmasi
No. 211 Obat High2Alert adalah2obat yang perlu diwaspadai2karena sering menyebabkan2terjadi2kesalahan atau kesalahan serius2(Sentinel Event) dan obat yang beresiko tinggi2menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak2Diinginkan (ROTD). Penyimpanan adalah bagian dari sistem manajemen obat2yang meliputi penandaan label High Alert pada kemasan primer dan sekunder obat-obat High2Alert, penandaan label2Double Check pada kemasan2primer dan sekunder2obat-obat High2Alert, penandaan label2LASA pada wadah penyimpanan obat LASA, penyimpanan obat LASA diselingi dengan dua sediaan obat dan menyimpan sesuai suhu dan penempatan perbekalan farmasi. Tujuan2penelitian ini2untuk menggambarkan tujuan penyimpanan2obat High2Alert2di Rumah Sakit Trimitra Cibinong Kabupaten Bogor. Metode penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap kelompok obat High Alert kemudian dilakukan Cross Chek terhadap lembar check list, dideskripsikan kemudian diambil kesimpulan. Persentase kesesuaian pada Trolley Emergency IGD, Trolley Emergency HCU dan Trolley Emergency OK didapatkan persentase sebesar 14,28% dengan kategori kurang baik dan persentase kesesuaian penyimpanan pada Apotik Instalasi Farmasi sebesar 52,45% dengan kategori cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata persentase kesesuaian penyimpanan obat High Alert di Rumah Sakit Trimitra Cibinong sebesar 23,825 dengan kategori kurang baik atau tidak2sesuai dengan2Standar Prosedur Operasional2(SPO) Rumah Sakit Trimitra, selanjutnya tenaga kesehatan harus lebih waspada terhadap penyimpanan2obat High2Alert. Kata kunci : Penyimpanan2obat High2Alert, Rumah Sakit
No. 202 Pengkajian resep adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker atau tenaga kefarmasian dalam mengkaji sebuah resep secara administratif, farmasetik dan klinis sebelum dilakukan peracikan. Aspek administratif ini dipilih karena merupakan pengkajian awal pada saat resep dilayani di apotek, pengkajian administratif harus dilakukan karena mencakup seluruh informasi di dalam resep yang terkait dengan kejelasan tulisan obat ,keabsahan resep dan kejelasan informasi yang ada di dalam resep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kelengkapan administratif resep di Apotek Utama Ciomas Bogor berdasarkan ketentuan kelengkapan administratif resep menurut PMK No. 73 Tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimen dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Metode penetapan sampel dilakukan dengan menggunakan metode total sampling, didapatkan sebanyak 187 lembar resep. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelengkapan resep pasien di Apotek Utama Ciomas Bogor belum memenuhi semua aspek administratif resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.73 Tahun 2016. Persentase resep yang memenuhi persyaratan administratif meliputi nama pasien 97,9%, umur pasien 86,1%, jenis kelamin 82,9%, berat badan 1,6%, nama dokter 94,7%, nomor SIP dokter 78,6%, nomor telepon 93%, alamat dokter 98,9%, paraf dokter 19,25% dan tanggal resep 86,6%. Kata Kunci : Resep, Kelengkapan administratif, Apotek Utama Ciomas
No. 205 Diare merupakan suatu kondisi dimana buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dan kebanyakan pasien diare menderita diare akut ringan sampai sedang yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penatalaksanaan diare akut terhadap anak menurut World Gastroenterology Organization (2012) yaitu terdiri dari terapi zink, terapi probiotik, dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan peresepan zink, probiotik dan antibiotik pada pasien pediatri diare di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Trimitra Cibinong. Penelitian ini termasuk penelitian jenis non-eksperimental, pengambilan data dilakukan secara restropektif observasional dan dianalisis secara deskriptif menggunakan SPSS versi 26 dengan uji distribusi frekuensi. Pengambilan sampel diambil sebanyak 106 pasien data rekam medik dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukan pasien yang paling banyak menderita diare adalah laki- laki (61,32%) dengan usia pasien pediatri >1-3 tahun (46,23%). Penggunaan terapi obat zink dengan probiotik sebanyak (63,21%). zink sebanyak (9,43%) dan probiokid sebanyak (20,75%). Pada pemakaian terapi antibiotik yang sering digunakan adalah terapi golongan sefalosforin sebanyak (48,11%) seperti (Ceftriaxon, Cefixime dan Cefotaxime). Hasil evaluasi ketepatan berdasarkan pada tepat pasien sebanyak (98,11%), tepat obat sebanyak (95,28%), dan tepat dosis sebanyak (98,11%). Kata Kunci: pediatri diare, evaluasi ketepatan pengobatan diare
No. 203 Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV/AIDS memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV didalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS serta untuk mencegah terjadinya infeksi opportunistik dan kompikasinya. RSUD Cileungsi merupakan salah satu rumah sakit yang mempunyai pasien penderita HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien HIV/AIDS dalam mengkonsumsi obat ARV di RSUD Cileungsi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental yang dirancang secara deskriptif melalui pendekatan cross sectional , dengan pengambilan data primer secara prospektif dengan cara pengumpulan kuesioner dari responden yang menerima terapi obat ARV di RSUD Cileungsi diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian dari total 58 responden yaitu yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 39 responden (67%), usia 26-35 tahun sebanyak 34 responden (59%), pendidikan SMA/SMK sebanyak 38 responden (66%), bekerja sebanyak 35 responden (60%), obat ARV yang paling banyak yaitu Tenofovir (TDF) + Lamivudine (3TC) + Efavirenz (EFV) atau disebut juga dengan Fixed Doses Combination (FDC) sebanyak 45 responden (88%), tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 36 responden (62%), tingkat kepatuhan sedang sebanyak 19 responden (33%) dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 3 responden (5%). Kata kunci : HIV/AIDS, obat ARV, tingkat kepatuhan.
No. 209 Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang diderita oleh banyak orang. Ketidakpatuhan pasien adalah suatu masalah yang paling umum dalam terapi pengobatan pengelolaan hipertensi. Ketidakpatuhan pasien hipertensi terhadap terapi mungkin disebabkan oleh kurangnya informasi dan pemahaman. Kemampuan untuk menetapkan manajemen tekanan darah yang baik pada hipertensi dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap pasien tentang tekanan darah. Hipertensi jangka panjang, jika tidak dikendalikan secara efektif, dapat menyebabkan masalah dan kematian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap pasien hipertensi tentang pengobatan hipertensi di Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi. Sebagai populasi sasarannya adalah seluruh pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument berupa kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden dan analisis data penelitian bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukan profil pasien hipertensi sebagian besar berusia 56-65 tahun (40,3%), tidak ada riwayat keturunan hipertensi (87,9%), tingkat pendidikan Sekolah Dasar (50,0%), tidak bekerja (78,2%), mendapat sumber informasi hipertensi dari petugas kesehatan (88,7%), dan lama menjalani pengobatan hipertensi 1-3 tahun (41,9%). Pengetahuan pasien tentang pengobatan hipertensi sebagian besar pada kategori cukup baik (46,0%), kemudian pada kategori kurang baik (31,5%) dan kategori baik (22,6%). Sikap pasien sebagian besar pada kategori cukup baik (50,8%) dan kategori baik (49,2%). Kata kunci : Pengetahuan, Sikap dan Pengobatan hipertensi.
No. 207 Swamedikasi merupakan proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh seseorang mulai dari pengenalan keluhan/gejala sampai pada pemilihan dan penggunaan obat. Dasar hukum swamedikasi adalah peraturan Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993. Praktik swamedikasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit–penyakit yang tidak tergolong parah seperti diare. Di wilayah kabupaten Bogor, diare masuk dalam urutan kedua yang menyebabkan angka kematian pada anak balita. Masih banyak orang tua yang menganggap diare adalah penyakit ringan dan dapat diobati dengan mudah.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan masyarakat khususnya pada orangtua dalam melakukan swamedikasi diare pada anak usia 1-5 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan deskriptif observatif. Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik purposive sampling dengan rumus Slovin. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan program SPSS. Hasil penelitian umur responden terbanyak melakukan swamedikasi 26-35 tahun yaitu 53 orang (55%). Jenis kelamin terbanyak ialah perempuan 84 orang (88%) dengan latar pendidikan terbanyak perguruan tinggi 73 orang (76%) mayoritasterbanyak ialah karyawan yaitu 75 orang (78%) dengan penghasilan berkisar >4.217.206 sebanyak 73 orang (76%) dan masyarakat yang memiliki anak < 2 tahun sebanyak 64 orang (67%) dan 87 responden (91%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diare. Kata kunci: Pengetahuan Orang Tua, Swamedikasi, Diare.
No. 206 Hipertensi merupakan kondisisdimana terjadinya peningkatanatekanan,darah melebihi tekanan darah normal lbaik sistolikk maupun diastolikk ≥140/90 mmHg secara kronis. Klinik Keluarga sebagai PemberidPelayanandKesehatan (PPK) Tingkat 1 telah menyediakan layanan program rujuk balik untuk pasien penderita hipertensi.sTingkatskepatuhanrminum obat perlu diketahui sebagai parameter keberhasilanaterapiiobat antihipertensi dan menunjukkan metode intervensixyang palingxtepat untuk meningkatkanxkepatuhan minumaobatdpasien,sserta mengetahuicefektivitas terapi hipertensi yang sedang dijalani. Tujuandpenelitian mengevaluasi kepatuhanaminum obat pada pasien hipertensi program rujuk balik di Klinik Keluarga Desa Cigombong. Penelitian menggunakan metode survey deskriptif kuantitatif. Kriteria inklusi pada penelitaian ini yaitu pasien hipertensi yang terdaftar di wilayah kerja Klinik Keluarga, pasiendhipertensi yangdterdaftar sebagai pasien programfrujuk balik 6 bulan terakhir. Pengumpulan data yaitu menggunakan kuisioner dengan 8 pertanyaan yang telah valid dan reliable dengan sampel responden berjumlah 100 pasien hipertensi. Dari hasil penelitian mayoritas pasien memiliki kepatuhandminum obatsyang rendah hal inifdilihat darisnilai yang didapatkan oleh pasiendsaat pemberian kuisoner dimana 85 dari 100 orang responden (85%) mendapatkan nilai lebih kecil dari 5 yakni 59 orang mendapat nilai 4 dan 26 orang mendapat nilai 3. Sedangkan untuk pasien dengan nilai tinggi yakni 8 ada 15 orang (15%). Dilihat dari total nilai MMAS-8 dapat disimpulkan bahwa kepatuhan pasien rujuk balik dengan penyakit hipertensi di Klinik Keluarga masih rendah. Kata Kunci: Hipertensi, Kepatuhan Minum Obat, Klinik Keluarga
No. 204 Metode SERVQUAL merupakan metode evaluasi terhadap pelayanankefarmasian.Salahsatumetodeevaluasiterhadappelayanan kefarmasian yaitu survei dengan menggunakan kuesioner/angket. PenelittianinibertujuanUntukmengetahuigambarantingkatkepuasan pasienrawatjalanterhadappelayanandiIFRSAzraBogorperiodeJanuari- Maret2021.Teknikanalisis data dalam penelitian inimenggunakan analisis deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisionermenggunakan Google form.Berdasarkan hasil perhitungan analisis CustomerSatisfaction Index didapatkan tingkat kepuasanpasienditerhadappelayanankefarmasiandiApotekRawat Jalan IFRS Azra berdasarkan dimensiReliability (Kehandalan)pada perhitunganCSImendapatkannilaiIndeks79,13dandikategorikanpuas, dimensiResponsiveness(Ketanggapan)mendapatkannilaiCSI76,31dan dikategorikanpuas.Asurance(Jaminan)mendapatkannilaiCSI80,52dan dikategorikansangatpuas.Empaty(Empati)mendapatkannilaiCSI86,19 dandikategorikansangatpuas.Tangibels(BuktiLangsung)mendapatkan nilaiCSI68,64dandikategorikanpuas. KataKunci:KepuasanPasien,KualitasPelayanan,CustomerSatisfaction Index,ImportancePeformanceAnalysis.
No. 210 Kualitas pelayanan apotek sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas berdampak terhadap minat pelanggan untuk kembali ke apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan di Apotek Kimia Farma No 50 Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian observasional pada 92 pasien dengan menggunakan metode purposive sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner lima dimensi kualitas pelayanan farmasi dalam menentukan kepuasan pasien yang terdiri dari bukti fisik atau bukti langsung, keandalan, daya tanggap, empati, dan jaminan. Hasil penelitian menujukkan pasien merasa sangat puas (89.5%) dengan kategori bukti fisik atau bukti langsung sebesar 90% dan empati 90% terhadap pelayanan petugas Apotek Kimia Farma No 50 Bogor. Kata Kunci : Kualitas pelayanan, kepuasaan pasien.
No. 208 Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan memperoleh hasil yang jelas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu aspek guna menganalisis dari kepuasan pasien adalah untuk menggapai kualitas pelayanan di apotek. Karena adanya masalah dari segi pelayanan resep yaitu banyaknya pasien yang mengeluh sehingga peneliti tertarik untuk meneliti. Tujuan peneltian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di Apotek K 24 Kemakmuran di Depok. Penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif, data yang digunakan ialah data asli yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan kuesioner. Kemudian dilakukan pengolahan deskriptif terhadap data yang didapat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Apotek K 24 Kemakmuran Depok yang berkunjung dengan membawa resep. Sampel penelitian diambil secara accidental sampling yaitu sebanyak 96 orang. Hasil penelitian ini ada sebanyak 54 responden berjenis kelamin wanita dan 42 responden berjenis kelamin pria, dimana 34,38% lebih banyak responden berusia 26-35 tahun dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA/SMK sebanyak 59,38% dan sebagian besar responden pegawai swasta yakni sebanyak 42,71%. Dari hasil tingkat kepuasan didapatkan perolehan hasil dimensi Bukti Fisik sebesar 92,70%, dimensi Keandalan 89,60%, dimensi Jaminan 78,10%, dimensi Kepedulian 80,20%, sertaimensi Daya Tanggap sebesar 81,30%. Kata kunci : Apotek, Kepuasan Pasien, Pelayanan Kefarmasian
Lemari Referensi